MY FAMILY

Alhamdulillah..pernikahanku dengan -----perempuan asal Kota Baubau (Pulau Buton), kini membawaku kekehidupan yang sebenarnya..saya belum berani bercerita kapan saya masuk ke Kendari Pos…dan kapan saya berkiprah kepekerjaan yang lain…yang pasti 4 hari setelah perkawinan itu saya ‘melamar’ ke Harian kendari Pos, sebuah media cetak harian terbesar di Sulawesi Tenggara dan di terima disana, kurang lebih lima tahun aku disana.

Awalnya setelah pernikahan itu, saya bolak balik Bau-Bau-Kendari, karena pekerjaan itu. Singkat cerita saya, saya dapat rezeki oleh Kendari Pos tinggal di Bau-Bau sebagai reporter daerah, dan saya merasakan ‘nuansa baru’ dalam hidup ini, dapat bersama dengan istri tercinta.

Mungkin sama dengan pasangan suami-istri lainnya pada awal pernikahan mondok di rumah mertua, kira-kira kurang lebih 1 tahun. Meski sebelumnya sempat dapat tugas baru dipindahkan ke Kolaka kurang lebih 3 bulan juga sebagai reporter disana.

Menjalani hidup sebagai sebuah keluarga kecil makin menyenangkan dengan hadirnya buah hati kami yang pertama. Seorang bayi sehat berjenis kelami laki-laki. Kami beri nama ‘yang tersayang’ itu, Moch. Refa Amirul Hamzah. Nama ini tentu memiliki makna besar bagi saya dan istri. Kata ‘MOCHAMMAD’ tentu memberi penggambaran kalau kami adalah seorang Muslim, halnya dengan kata REVA, sebenarnya ini yang unik, karena nama ini hanyalah kutipan dari tangga nada, RE = 2 dan FA = 4.

Sengaja kami ambil dari sana, untuk mengingatkan tanggal kelahirannya 24 Desember 2002, sekaligus mengingatkan jika hari itu adalah kemenangan Bapak Drs. MZ Amirul Tamim, MSi dalam pergulatannya merebut Fraksi Golkar yang mecalonkannya sebagai Walikota Bau-Bau periode 2003-2008. makanya saya ikutkan nama AMIRUL di belakang nama ‘Si Refa’.

Selang setahun lebih kemudian, tak di sangka-sangka, kehidupan keluarga kecil saya semakin bahagia dengan hadirnya anak kedua kami. seorang putri cantik dan lucu. Kami beri nama Refi Rabiyatul Adawiah. Seperti kakaknya, penamaan REFI juga mengisyaratkan penanggalan kelahirannya (tangga nada juga..hahaha) RE = 2 dan FI (Fa) = 4, hanya kami balik, sebab ia lahir tanggal 4 Pebruari 2004. Saya mengatakan tak di sangka-sangka, sebab kehadiran putri kami adalah, ‘keturunan’ perempuan pertama dari garis saya. maklum Saya bersaudara lelaki semua. bahkan konon, Ibunda tercinta (ibu saya) berkali-kali ingin melahirkan seorang bayi perempuan, namun hingga masuk masa tuanya, tak satupun anak perempuan impiannya itu..tentu kehadiran anak perempuan saya ini adalah kado terindah bagi kedua orang tua saya. dan tentunya Hal terindah dalam hidup saya..

Kehidupan kanak-kanak Refa dan Refi dan tentunya saya dan istri makin bahagia, sebab ada saja rezeki yang teranugrah pada kami, yang kemudian menjadi modal untuk mendirikan sebuah rumah kecil dibilangan Jalan Pahlawan KM.4. Tentu, perpisahan dengan mertua, bukan perkara yang gampang. Untung saja mereka mengerti bahwa saya telah menjadi sebuah keluarga kecil. Beberapa bulan kemudian, tepatnya Juli 2005, istri saya diterima menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkup Kantor Walikota Bau-Bau, dan semua itu menguatkan saya untuk hidup dan tak perlu ragu dengan kehidupan ini, sebab Allah SWT, sudah menentukan kodratnya, telah mengatur rezekinya, tinggal bagaimana kita mensyukuri.

Sementara saya sendiri masih ayik dengan kehidupansaya sebagai jurnalis harian Kendari Pos, dan sempat mencicipi ‘fasilitas negara’ karena sempat dipercaya menjadi Anggota Panwaslu Kota Bau-Bau pada Pemilu 2004 lalu. Merasa matang dengan kehidupan, saya mencoba untuk lepas dari ‘keterikatan’ saya di media itu. saya memutuskan untuk keluar dari Kendari Pos, tepatnya sekitar bulan Oktober 2004..sempat tiga bulan menganggur tak tahu harus berbuat apa..maka saya pun mendirikan sebauh media lokal, dengan terbitan mingguan bernama SURAT KABAR KERATON NEWS..saya dipercaya teman-teman sebagai Pemimpin Redaksi.

Hanya sayang hanya setahun berjalan sehat, selanjutnya bubar karena managemen yang tidak sehat. Mungkin juga karena pengalaman saya masih kurang… Istripun menghibur, ia berkali-kali memberi masukan jika tak perlu takut dengan hidup ini, apalagi katanya ia kini sudah berprofesi sebagai PNS. bahkan berkali-kali ia mengajak saya untuk mendaftar PNS sambil menyelesaikan perkulian yang saya tempuh di Fakultas Hukum Universitas dayanu Ikhsanuddin (Unidayan) Bau-Bau.

Hidup dan rezeki memang tak bisa ditebak, sekita bulan Oktober 2005 ada penerimaan masuk PNS di lingkup Pemkot Bau-Bau. Kuikuti saran istriku untuk tes PNS tapi saya ragu, maklum untuk menjadi PNS bagi saya adalah sebuah keniscyaan. Pada sebuah kesempatan saya sempat ngobrol dengan walikota Bau-Bau, Amirul Tamim, ia mengatakan ‘You sebenarnya cocok sebagai PNS untuk urusan kehumasan, Anda lincah, bisa bernegosiasi, dan punya kemampuan, coba mendaftar ya jadi PNS?” begitu ungkapannya.

Meski begitu saya merasa bahwa ini adalah peluang. sebaliknya saya menjadi minder, jangan sampai test PNS malah gugur, kan saya malu, nama sudah di kenal, dianggap bisa, dianggap cerdas, malah jeblok. namun kesempatan itu memang menjadi ‘rezeki’ saya. begitu pengumuman tes CPNS saya dinyatakan lulus terbaik, sekali lagi Alhamdulillah, sebuah pekerjaan yang bermimpi pun aku tak pernah merasakannya. Maklum di Kolaka dulu, aku sempat berapa kali ikut test, namun gagal total.

Jujur saja, kelulusan Saya sebagai PNS mengingatkanku kepada Sang Kuasa, bahwa memang rezeki kalau sudah ‘diporsikan’ maka ia tak lagi kemana. Saya bilang sama istri, sebagai ungkapan rasa syukur, saya ingin punya anak lagi, dan Alhamdulillah, tepatnya tanggal 15 November 2006, terlahir bayi laki-laki mungil sehat. Kuberi nama anakku itu dengan Moch Noval As-Siddiq.

Tak jauh dengan nama kedua kakanya nama NOVAL mengingatkanku kalau ia terlahir bulan November 2006, sementara kata As-SIDDIQ mengisyaratkanku, jika masa kehamilan putra ketigaku ini, saya benar-benar merasa terpercaya (Siddiq) dari pejabat-pejabat Kota Bau-Bau. Kepercayaan itu, karena beberapa kali aku bergerak dari satu kota-ke kota lainnya, Jakarta, Bali hingga Sorong aku pernah memijakknya. sebuah impian bagi sebagian besar PNS.

Hadirnya Refa, Refi dan Noval benar-benar menjadi mahkota bagi saya dan istri tercinta. Saya dan istri terus bekerja keras, hanya untuk ketiga buah hatiku. Bahkan semuanya kucurahkan untuk mereka, melampau semuanya. saya bangga jika kehadiran anak-anakku semakin memacu hidupku, orang tuaku dan mertuaku. Saya hanya berdo’a, kelak kemudia hari mereka menjadi orang yang berguna bagi Agama, bangsa dan negara. jauh dari kepedihan hidup dan di beri Rahmat dan Hidayah dari Allah SWT… Semoga, Refa-Refi dan Noval selalu dalam Hidayah Allah SWT….Amiin..(**)
comments